Berbagai skenario latihan dapat di kembangkan oleh setiap keluarga. Pertama, pahami terlebih dahulu setiap ancaman bahaya, kerentanan dan kapasitas.
Kapasitas ini dapat berbentuk banyak hal, seperti cara tepat mengeluarkan air, kemampuan untuk berenang dan masih banyak lagi.
Selanjutnya, keluarga dapat menggagas solusi ketika terjadi bencana, misalnya penentuan tempat berkumpul keluarga, memiliki nomor telepon lembaga untuk dukungan darurat, hingga penyiapan tugas siaga bencana.
Setiap Keluarga Dapat Belajar
Melalui latihan, setiap keluarga dapat belajar untuk mengasah kemampuan dalam antisipasi situasi krisis atau bencana. BNPB mengharapkan dengan latihan kepanikan warga saat krisis atau bencana dapat di kendalikan oleh setiap individu.
Berdasarkan survei pascagempa Kobe tahun 1995, persentase tertinggi atau sekitar 34,9 persen warga selamat dari bencana karena kemampuan penyelamatan diri sendiri. Setelah itu, 31,9 persen para korban selamat karena bantuan oleh anggota keluarga.
Pelaksanaan latihan atau simulasi pada HKB mendapatkan dukungan penuh, salah satunya melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Melalui surat nomor 11385/A.A7/HM.00.00/2024 perihal Pertisipasi Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2024, Kemendikbudristek mengimbau untuk seluruh perguruan tinggi di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III untuk berpartisipasi dalam HKB.
Pada 2023 lalu, HKB mengangkat tema ‘Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana’. BNPB menyelenggarakan puncak kegiatan di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.
Di tahun 2024 ini, HKB mengangkat tema ‘Indonesia Tangguh, Indonesia Hebat’. Puncak kegiatan di langsungkan di Provinsi Sumatra Barat.