- Cerita yang Mulai Terasa Berulang – Banyak mengikuti pola yang sama: pahlawan menghadapi musuh kuat, mengalami konflik pribadi, lalu menang di akhir. Hal ini membuat beberapa film terasa kurang segar.
- Terlalu Banyak Konten – Dengan hadirnya serial superhero di platform streaming, seperti Loki atau The Boys, penonton kini disuguhi terlalu banyak konten superhero hingga berpotensi mengalami “superhero fatigue”.
- Penurunan Kualitas Beberapa Film – Film seperti Ant-Man and The Wasp: Quantumania dan Shazam! Fury of the Gods kurang mendapat respons positif dibanding pendahulunya, menandakan bahwa tidak semua proyek superhero bisa sukses seperti dulu.
Masa Depan Film Superhero
Meskipun ada indikasi kejenuhan, film superhero masih memiliki potensi besar. Strategi baru diperlukan untuk menjaga ketertarikan penonton. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
- Pendekatan yang lebih unik seperti yang dilakukan Joker (2019) dan The Batman (2022) yang menawarkan nuansa lebih gelap dan realistis.
- Eksplorasi karakter baru, seperti yang dilakukan Marvel dengan memperkenalkan superhero dari berbagai latar belakang budaya, seperti Shang-Chi dan Ms. Marvel.
- Fokus pada cerita yang lebih emosional, bukan hanya sekadar aksi dan efek visual.
Film superhero mungkin tidak sekuat dulu, tetapi bukan berarti akan hilang begitu saja. Selama ada inovasi dalam cerita dan karakter, genre ini masih bisa bertahan dan menarik minat penonton. Namun, jika hanya mengandalkan formula lama tanpa penyegaran, bukan tidak mungkin era keemasan akan segera berakhir.
Bagaimana menurutmu? Apakah kamu masih antusias atau mulai merasa bosan?