Ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat terkait pembukaan area wisata di Puncak yang dikelola oleh PT Jaswita, salah satu BUMD milik Pemprov Jabar. Ia mengakui bahwa keberadaan bangunan liar di kawasan ini telah menimbulkan keresahan masyarakat, apalagi setelah ada bangunan yang roboh dan masuk ke sungai.
“Sebagai perwakilan Pemprov Jabar, saya meminta maaf atas situasi ini. Jika memang ada pelanggaran, kami berkomitmen untuk membongkar bangunan yang tidak sesuai aturan,” kata Dedi.
Langkah Cepat untuk Korban Banjir
Dampak banjir yang melanda kawasan Jabodetabek membuat banyak warga terpaksa mengungsi. Sebagai langkah cepat, Pemprov Jabar berkoordinasi dengan BPBD dan pemerintah daerah untuk memastikan kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi.
“Banyak warga yang terdampak dan tidak bisa bekerja. Oleh karena itu, aspek keamanan sosial mereka harus dipenuhi,” pungkasnya.
Dengan berbagai upaya ini, diharapkan kawasan Puncak dapat kembali berfungsi sebagai daerah resapan air yang optimal, sehingga dapat meminimalisir risiko banjir di wilayah hilir.
