Jakarta, Faktaindonesianews.com – Gubernur Riau Abdul Wahid menjadi sorotan publik usai terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin (3/11/2025). Operasi senyap ini dilakukan di wilayah Riau dan berhasil mengamankan 10 orang, termasuk Abdul Wahid sendiri.
Menurut Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto, OTT tersebut berkaitan dengan proyek di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Riau. “Salah satunya (yang ditangkap) Gubernur Riau Abdul Wahid,” ujar Fitroh saat dikonfirmasi, Senin (3/11).
Ketua KPK Setyo Budiyanto menambahkan, tim penyidik masih mendalami detail dugaan korupsi tersebut. “Info sementara begitu, terkait proyek Dinas PUPR. Detailnya menunggu laporan dari tim di lapangan,” ucapnya.
Selain Abdul Wahid, beberapa pejabat PUPR juga ikut diamankan. Mereka dijadwalkan dibawa ke Gedung Merah Putih KPK di Jakarta, Selasa (4/11) pagi. “Saat ini masih di lokasi, tim akan membawa mereka ke Jakarta besok,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo.
Dalam OTT itu, penyidik turut menyita sejumlah uang yang diduga berkaitan dengan kasus tersebut. “Tentunya ada sejumlah uang yang juga kami amankan, nanti akan kami update setelah pemeriksaan awal,” tambah Budi.
KPK memiliki waktu 1×24 jam untuk menentukan status hukum para pihak yang diamankan, termasuk Abdul Wahid.
Harta Kekayaan Capai Rp4,8 Miliar
Menilik data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang disampaikan pada 31 Maret 2024, Abdul Wahid tercatat memiliki total kekayaan senilai Rp4,8 miliar. Saat itu, ia masih menjabat sebagai anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Berdasarkan data e-LHKPN KPK, Abdul Wahid memiliki 12 bidang tanah dan bangunan senilai Rp4,9 miliar, tersebar di Pekanbaru, Kampar, Indragiri Hilir, hingga Jakarta Selatan. Aset terbesar berupa tanah dan bangunan di Jakarta Selatan senilai Rp2,3 miliar.
Selain itu, ia juga memiliki dua mobil pribadi: Toyota Fortuner tahun 2016 senilai Rp400 juta dan Mitsubishi Pajero 2017 senilai Rp380 juta. Tidak ada laporan harta bergerak lain atau surat berharga, tetapi ia memiliki kas senilai Rp621 juta serta utang Rp1,5 miliar.
Jika dibandingkan dengan laporan sebelumnya pada April 2023, kekayaan Abdul Wahid meningkat sekitar Rp750 juta.






