Berita KOTA BANDUNG, FaktaindonesiaNews – Sebagai upaya menjaga stabilitas ekonomi dan pengendalian inflasi Kota Bandung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah Kota Bandung Dharmawan meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung untuk menerapkan kebijakan strategis dalam memperkuat stabilitas harga.
Di antaranya, dengan pengembangan infrastruktur dasar dan pasar, serta kolaborasi lintas daerah dan operasi pasar di titik strategis termasuk melalui program Buruan SAE yang mendukung sistem pertanian lokal.
Hal itu Dharmawan ungkapkan saat Rapat Koordinasi TPID Kota Bandung di Hotel Mercure, Lengkong, Senin (11/11/2024).
Pertemuan ini mengangkat tema “Evaluasi, Peluang, dan Tantangan Penguatan Stabilitas Makro Ekonomi dan Inflasi Kota Bandung Menjelang Natal dan Tahun Baru 2025.”
Menurut Dharmawan, dinamika ekonomi global masih membawa tantangan besar, terutama terkait tekanan inflasi akibat kenaikan harga energi dan gangguan rantai pasok. Hal ini, berimbas pada kondisi ekonomi nasional dan daerah, termasuk di Kota Bandung.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi Kota Bandung pada Oktober 2024 tercatat sebesar 1,66 persen (year on year), dengan inflasi bulanan sebesar 0,04 persen, dan 1,01 persen secara year to date.
Angka ini masih berada dalam rentang target inflasi provinsi dan nasional, yaitu 2,5 persen dengan toleransi plus minus 1 persen.
Namun demikian, ia menekankan perlunya perhatian terhadap beberapa faktor risiko, seperti fluktuasi harga pangan, situasi sosial-politik menjelang Pilkada, biaya transportasi, dan komoditas lainnya yang dapat mempengaruhi inflasi.
“Semoga dengan pertemuan ini dapat menemukan strategi-strategi yang efektif dalam menghadapi tantangan ekonomi makro yang telah kita hadapi,” ungkapnya.