Penguatan Ekonomi Syariah Jawa Barat untuk Menopang Pembangunan Nasional

Penguatan Ekonomi Syariah Jawa Barat untuk Menopang Pembangunan Nasional

Berita BANDUNG, FaktaindonesiaNews.com : –  Jawa Barat memiliki potensi besar untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan keuangan Syariah sebagai penopang pembangunan nasional.

Demikian di kemukakan Kepala Manajemen Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS). Provinsi Jawa Barat  Diana Sari, dalam sebuah acara di Bandung, Kamis (16/5/2024).

Bacaan Lainnya

Potensi Tersebut Di Antaranya Adalah

Beberapa potensi tersebut di antaranya adalah, Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Yaitu 48.27 juta jiwa (17.2 persen dari populasi Indonesia)

Ia menuturkan, angka tersebut hampir sama dengan populasi Spanyol (negara dengan populasi terbesar di Eropa Selatan),

Menurutnya, Jawa Barat adalah salah satu penyumbang utama ekonomi Indonesia yaitu Rp2,209 Triliun.  (hampir sama dengan PDB Aljazair (salah satu negara dengan ekonomi tertinggi di Kawasan Afrika).

“Jabar, Provinsi dengan penyumbang ekspor terbesar di Indonesia yaitu 16,79 miliar. Dolar Amerika Serikat atau 16,28 persen atau terhadap ekspor nasional
Provinsi dengan jumlah populasi pesantren terbanyak se Indonesia, berjumlah 8.728 pesantren yang terdata atau sekitar 31,8 persen dari total populasi nasional.

“Jabar, provinsi dengan realisasi investasi tertinggi di Indonesia selama lima tahun berturut-turut serta provinsi dengan pengumpulan Zakat Infaq Shodaqoh (ZIS) terbesar se-Indonesia dengan nilai Rp6,1 Trilyun di tahun 2023,” imbuhnya.

juga menjelaskan bahwa penguatan ekonomi dan keuangan Syariah Jawa Barat tidak bisa by default mengikuti arah kebijakan di daerah lain, tetapi perlu mempertimbangkan prioritas pembangunan Jawa Barat itu sendiri sehingga arah pengembangan ekonomi dan keuangan syariah tidak terlepas dari rencana strategis pembangunan Jawa Barat.

Keunggulan Jabar, Secara Substansi Jabar

“Dalam konteks keunggulan Jabar, secara substansi Jabar sebenarnya telah mengimplementasikan berbagai program yang erat kaitannya dengan ekonomi Syariah dan menjadi kekhasan dan keunggulan daerah, misalnya pengembangan kemandirian ekonomi pesantren melalui program One Pesantren One Product (OPOP) dimana Prof Diana menjadi salah satu tim ahli,” tuturnya.

Pos terkait