Bey juga menekankan pentingnya kedisiplinan sebagai kunci kemajuan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Mas Sutardjo. “Intinya, kalau mau maju, harus disiplin. Itu poin penting yang dapat kita ambil dari keteladanan beliau,” kata Bey.
Pertemuan ini merupakan bagian dari inisiatif “Nganjang Ka Pakuan” yang digagas oleh Bey Machmudin untuk membuka Gedung Negara Pakuan bagi masyarakat umum, khususnya pelajar. Tujuannya adalah memperkenalkan sejarah kepemimpinan Jawa Barat dari masa ke masa kepada generasi muda. Indiarsih menyambut baik inisiatif ini dan berharap langkah tersebut dapat memperkaya pengetahuan generasi muda tentang sejarah daerahnya. “Ini baik jika terbuka untuk umum, terutama agar anak-anak dan pelajar mengetahui sejarah kepemimpinan dari Gubernur pertama hingga sekarang,” katanya.
Selain keluarga Mas Sutardjo, sebelumnya Bey juga mengundang keluarga besar mantan Gubernur Jawa Barat lainnya, seperti keluarga Mashudi, Yogie S. Memet, R. Nuriana, dan Dani Setiawan. Langkah ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara pemerintah provinsi dengan keluarga para pemimpin terdahulu serta menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah di Gedung Negara Pakuan.
Kesimpulannya, pertemuan antara Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, dengan keluarga besar Gubernur pertama Jawa Barat, Mas Sutardjo Kertohadikusumo, di Gedung Negara Pakuan, menjadi momen penting untuk mengenang dan menghargai jasa para pemimpin terdahulu. Inisiatif ini tidak hanya memperkuat ikatan emosional dengan sejarah, tetapi juga berperan dalam edukasi generasi muda mengenai pentingnya disiplin dan ketegasan dalam membangun masa depan Jawa Barat yang lebih baik.