JAKARTA, Faktaindonesianews.com — Presiden RI Prabowo Subianto melakukan kunjungan diplomatik singkat ke Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu (6/4), untuk bertemu dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Pertemuan ini berlangsung dalam suasana Lebaran, sekaligus menjadi ajang mempererat hubungan bilateral dan membahas isu-isu kawasan.
“Nanti malam akan bertemu PM Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur dan akan langsung kembali ke Jakarta malam ini juga,” ujar Sekretaris Kabinet RI, Letkol Teddy Indra Wijaya, dalam keterangannya kepada media.
Teddy menegaskan, kunjungan ini bersifat silaturahmi antara dua sahabat lama yang kini memimpin dua negara besar di Asia Tenggara. “Presiden Prabowo menghormati PM Anwar sebagai pemimpin senior yang memiliki pengalaman panjang dalam memimpin,” kata Teddy. Ia juga menambahkan bahwa hubungan pribadi keduanya sudah terjalin lama dan hangat. “Beliau lebih dulu menjadi perdana menteri, secara usia juga lebih senior,” tuturnya.
Pertemuan ini menyusul komunikasi intens antara para pemimpin ASEAN beberapa hari sebelumnya. Prabowo dan Anwar, bersama Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Presiden Filipina Bongbong Marcos, dan PM Singapura Lawrence Wong, sempat berbicara melalui telepon membahas ancaman perang tarif yang kembali mencuat akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Sabtu (5/4), Anwar menjelaskan, percakapan tersebut bertujuan menyatukan sikap negara-negara ASEAN dalam menyikapi kebijakan perdagangan AS. “Hari ini, saya mengadakan percakapan telepon dengan pemimpin beberapa negara ASEAN, termasuk Indonesia, Filipina, Brunei Darussalam, dan Singapura,” tulis Anwar.
Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Malaysia berkomitmen mendorong konsensus di antara negara-negara anggota. Anwar menyampaikan bahwa ASEAN harus menegakkan prinsip keadilan dan pemerataan dalam seluruh bentuk negosiasi perdagangan, termasuk dalam dialog strategis ASEAN-AS.
Kunjungan singkat Presiden Prabowo ke Malaysia menegaskan peran aktif Indonesia dalam diplomasi regional. Dalam suasana Lebaran, pertemuan ini bukan hanya menunjukkan kehangatan personal antara dua pemimpin, tetapi juga menjadi momentum memperkuat solidaritas ASEAN dalam menghadapi tantangan global, termasuk ancaman perang tarif internasional.
