Hal ini menimbulkan tanda tanya di kalangan ekonom dan pengamat politik mengenai realisasi target tersebut.
Strategi Penghematan Pemerintahan Prabowo
Terlepas dari perbedaan angka, Prabowo memang tengah fokus pada tiga putaran penghematan yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi anggaran negara.
Berikut adalah rincian tiga putaran penghematan yang diincar oleh pemerintah:
Putaran pertama: Rp300 triliun, didukung oleh Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025.
Putaran kedua: Rp308 triliun melalui penyisiran anggaran APBN hingga satuan ke-9. Namun, Rp58 triliun dari hasil penghematan ini akan dikembalikan kepada 17 kementerian/lembaga (K/L), sehingga total yang tersisa adalah Rp250 triliun.
Putaran ketiga: Rp300 triliun dari dividen BUMN, dengan Rp100 triliun dikembalikan untuk modal kerja BUMN, sehingga Rp200 triliun akan menjadi sumber penghematan.
Dari ketiga putaran penghematan tersebut, total dana yang diklaim akan terkumpul mencapai Rp750 triliun atau sekitar US$44 miliar. Rencananya, dana tersebut akan dialokasikan untuk:
Makan bergizi gratis (MBG): US$24 miliar
Investasi di Danantara: US$20 miliar
Optimisme atau Tantangan Realisasi?
Klaim Rp300 triliun dividen BUMN oleh Presiden Prabowo menandakan optimisme tinggi terhadap kinerja perusahaan pelat merah di tahun mendatang.
Namun, perbedaan angka target dividen yang telah disepakati dengan DPR RI menimbulkan tanda tanya mengenai realisasi dan akurasi prediksi tersebut.
Pengamat ekonomi dan publik tentu akan terus memantau perkembangan ini, terutama dalam implementasi strategi penghematan yang disebut-sebut akan memperkuat fondasi ekonomi nasional. Akankah optimisme ini berbuah hasil nyata? Waktu yang akan menjawabnya.