Berita BANDUNG, FaktaindonesiaNews.com : – Sejalan dengan amanah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan (UUP2SK). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan upaya dalam rangka memperkuat. Pengawasan terhadap Lembaga Jasa Keuangan (LJK) khususnya di Provinsi Jawa Barat.
Kantor OJK Provinsi Jawa Barat (KOBD) saat ini membawahkan Kantor OJK Cirebon (KOCB) dan Kantor OJK Tasikmalaya (KOTM). Yang seluruhnya melakukan fungsi pengawasan dan perizinan terhadap LJK. Yang berkantor pusat di 18 Kabupaten dan 9 Kota di Jawa Barat.
Penguatan Fungsi Pengawasan OJK Terhadap LJK
Dalam pelaksanaannya, penguatan fungsi pengawasan OJK terhadap LJK tidak hanya pada aspek prudential. Namun juga pengawasan market conduct sebagai upaya untuk meningkatkan fungsi pelindungan Konsumen dan Masyarakat.
Kepala OJK Provinsi Jawa Barat Imansyah mengatakan bahwa kinerja sektor jasa keuangan di Provinsi Jawa Barat hingga data Maret 2024. Menunjukkan kondisi yang stabil dengan kinerja yang positif serta profil risiko yang terjaga.
“Sejumlah kegiatan edukasi keuangan bersama LJK juga terus di lakukan untuk terus meningkatkan. Literasi keuangan dan pelindungan konsumen,” ucap Imansyah, dalam Media Update Triwulan III, di Kantor OJK Jabar, Senin (13/5/2024).
Menurut Imansyah, perkembangan Sektor Perbankan Perkembangan kinerja Perbankan di Jawa Barat pada Maret 2024 mengalami pertumbuhan positif. Secara yoy tercermin dari beberapa indikator antara lain tercermin realisasi kredit Bank Umum sebesar Rp126 triliun, tumbuh 7,88 persen yoy.
“Pertumbuhan kredit tersebut lebih rendah di bandingkan perbankan di Jawa Barat. Sebesar 9,21 persen yoy dan nasional sebesar 12,52 persen,” katanya.
Imansyah menuturkan bahwa pertumbuhan penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan per Maret 2024 di Jawa Barat. Mencapai Rp598 triliun yang di topang oleh 63 entitas BU/BUS dan 252 BPR/BPRS.
“Nominal ini setara dengan porsi 8,25 persen dari total kredit nasional atau terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Tingkat NPL terjaga di level 3,17 persen, membaik di banding posisi bulan Merat 2023 (yoy) yang tercatat sebesar 3,47 persen,” jelas Imansyah.
“Kredit Perbankan mencapai Rp625 triliun dan tumbuh 9,21 persen (yoy). Rasio NPL gross juga terjaga pada level 3,17 persen. Sementara pembiayaan Bank Umum Syariah mencapai Rp67,1 triliun. Serta memiliki porsi sebesar 10,73 persen di banding seluruh kredit di Jawa Barat dan tumbuh 12,52 persen (yoy). NPF juga terjaga pada level 2,76 persen,” imbuhnya.
Mencatatkan Kinerja Pertumbuhan
Bank Umum yang berkantor Pusat di Jawa Barat juga mencatatkan kinerja pertumbuhan. Yang cukup baik di banding rata-rata perbankan di Jawa Barat. Antara lain tercermin Aset tumbuh 10,38 persen, Dana Pihak Ketiga tumbuh 13,51 persen dan Kredit tumbuh 7,68 persen.