Faktaindonesianews.com – Militer Israel telah mengumumkan peningkatan signifikan kehadiran pasukannya di sekitar Jalur Gaza setelah Hamas menunda pembebasan sandera Israel. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap penundaan yang dilakukan oleh Hamas, yang sebelumnya telah menyetujui kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel.
Menurut laporan dari The Wall Street Journal, Israel telah memulai penarikan penuh dari koridor Netzarim di Gaza tengah sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. Penarikan ini menandai langkah penting menuju perpanjangan upaya perdamaian dan pembebasan sandera Israel yang masih ditahan. Namun, dengan penundaan pembebasan sandera oleh Hamas, Israel memutuskan untuk memperkuat posisinya di sekitar Gaza sebagai tindakan pencegahan.
Perbatasan Israel-Gaza
Koridor Netzarim, yang membentang dari perbatasan Israel-Gaza hingga ke Laut Mediterania, sebelumnya digunakan oleh pasukan Israel untuk membagi wilayah tersebut dan mengontrol pergerakan populasi serta militan Hamas. Penarikan dari koridor ini menghilangkan salah satu alat tawar-menawar Israel dalam negosiasi dengan Hamas. Namun, para analis militer Israel menyatakan bahwa koridor tersebut dapat direbut kembali dengan cepat jika diperlukan.
Sementara itu, di Tepi Barat, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengumumkan perluasan operasi kontraterorisme yang telah berlangsung selama beberapa minggu.
Operasi ini dimulai di kamp pengungsi Jenin pada akhir Januari dan kemudian diperluas ke kota Tulkarem serta kamp pengungsi Nur Shams. Kampanye ini telah menyebabkan kerusakan yang signifikan.