BRI Perkuat Peran dalam Pemberdayaan UMKM Lewat Platform Digital LinkUMKM

BRI Perkuat Peran dalam Pemberdayaan UMKM Lewat Platform Digital LinkUMKM

JAKARTA, Faktaindonesianews.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Melalui platform digital LinkUMKM, bank pelat merah ini menghadirkan solusi komprehensif bagi pelaku usaha agar bisa naik kelas dan bersaing di era digital.

Hingga akhir September 2025, tercatat lebih dari 13,6 juta pelaku UMKM telah memanfaatkan platform LinkUMKM untuk memperluas pasar, meningkatkan kapasitas usaha, dan mempercepat proses transformasi bisnis.

Bacaan Lainnya

Aplikasi LinkUMKM kini berkembang menjadi wadah pembelajaran digital yang menyediakan akses pelatihan, informasi pasar, serta pendampingan usaha. Terdapat enam fitur utama yang menjadi andalan, yaitu UMKM Smart, Rumah BUMN, UMKM Media, Komunitas, Etalase Digital, dan Register Nomor Induk Berusaha (NIB).

Direktur Mikro BRI, Akhmad Purwakajaya, mengatakan pengembangan LinkUMKM merupakan langkah strategis BRI untuk menjawab tantangan utama yang dihadapi pelaku usaha kecil, yaitu keterbatasan akses terhadap informasi, pelatihan, dan pembinaan yang sesuai tahap bisnis.

“Melalui LinkUMKM, setiap pelaku usaha berkesempatan mengikuti pelatihan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan bisnisnya. Platform ini menjadi jawaban atas berbagai kendala yang selama ini dihadapi UMKM,” ujar Akhmad, Selasa (4/11/2025).

Ia menambahkan, program ini juga menjadi bagian dari komitmen BRI untuk memperkuat ekonomi kerakyatan sejalan dengan visi Asta Cita Presiden, yakni membangun ekonomi berdikari dan memperkuat segmen UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

Melalui integrasi fitur yang ada, LinkUMKM memungkinkan pelaku usaha mengikuti pelatihan daring (online) dengan materi yang disusun berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Salah satu fitur andalannya adalah UMKM Smart, yang memberikan rekomendasi pengembangan spesifik berdasarkan hasil self-scoring pelaku usaha.

Selain itu, tersedia pula fitur Self-Assessment Naik Kelas yang membantu pengusaha mengenali kapasitas bisnis mereka dan mendapatkan rekomendasi pelatihan sesuai level usaha — mulai dari UMKM tradisional, berkembang, hingga modern.

Untuk memperkuat proses pembelajaran, BRI menyediakan lebih dari 690 modul pelatihan mencakup pengembangan kompetensi teknis dan nonteknis, seperti manajemen keuangan, pemasaran digital, hingga strategi ekspansi pasar. Semua modul dirancang agar pelaku usaha bisa mengelola bisnis secara lebih profesional, efisien, dan berkelanjutan.

Ke depan, BRI berkomitmen memperluas dukungan terhadap UMKM melalui ekosistem pemberdayaan digital yang terintegrasi dengan akses pasar, pendampingan, serta pembiayaan. Dengan pendekatan ini, BRI berharap para pelaku UMKM dapat menjadi lebih adaptif, berdaya saing, dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional.

“Kami ingin proses pemberdayaan UMKM tidak berhenti pada pelatihan, tetapi benar-benar membantu mereka memahami posisi dan potensi bisnisnya. Dengan digitalisasi, setiap pengusaha bisa berkembang sesuai kapasitasnya,” tutup Akhmad.

Pos terkait