JAKARTA, Faktaindonesianews.com – Perseteruan antara pengacara kontroversial Razman Arif Nasution dengan keluarga Vadel Badjideh memanas setelah pencabutan kuasa hukum secara sepihak yang diumumkan ke media. Razman merasa dirugikan dan menilai pencabutan itu telah melanggar kesepakatan awal antara kedua belah pihak.
Dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, Minggu (6/4), Razman menyatakan bahwa dirinya memang telah menarik diri dari perkara Vadel. Namun, ia menegaskan bahwa secara hukum, penarikan kuasa harus disepakati oleh dua pihak, bukan sepihak.
“Saya menarik diri secara kuasa hukum, bukan dari. Kalau secara bahasa, masih ada kapasitas untuk berbicara, tapi kalau dari, tidak bisa sama sekali,” ujar Razman.
Razman juga membeberkan adanya klausul dalam surat kuasa yang melarang penyebaran informasi pencabutan ke media massa, namun menurutnya hal itu dilanggar oleh pihak keluarga Vadel.
Sebelumnya, Bintang Badjideh, kakak Vadel, secara terbuka menyatakan pencabutan kuasa terhadap Razman. “Vadel dan kami, seluruh keluarga besar, mencabut surat kuasa atas Om Razman dan tim, terhitung tanggal 21 Maret 2025,” ujar Bintang saat konferensi pers di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (1/4).
Tindakan tersebut memicu reaksi keras dari Razman. Ia memperingatkan ayah Vadel, Umar Badjideh, serta dua kakaknya, Martin dan Bintang, agar tidak merendahkan martabatnya di ruang publik.
“Pak Umar, Martin, Bintang, tolong tertib kalau tidak mau berurusan dengan saya. Kalau harga diri saya direndahkan, saya tidak segan untuk melawan,” tegasnya.
Sebagai informasi, Razman sebelumnya dipercaya menjadi kuasa hukum Vadel sejak September 2024, setelah Vadel dilaporkan oleh Nikita Mirzani dalam kasus perselisihan yang melibatkan anaknya, LM. Pengangkatan tersebut diumumkan langsung oleh Vadel melalui unggahan media sosialnya pada 19 September 2024.
Perseteruan ini menambah panjang deretan kontroversi yang membayangi Razman, yang sebelumnya juga dikenai sanksi pembekuan sumpah advokat oleh pengadilan. Kini, sorotan publik kembali mengarah kepadanya, bukan karena kasus klien, melainkan konflik internal dengan pihak keluarga yang pernah dia wakili.