Jakarta, Faktaindonesianews.com – Raksasa otomotif asal Jepang, Toyota Motor Corporation, menegaskan komitmennya untuk mendukung program transisi energi bersih di Indonesia melalui pengembangan biofuel berbasis nonpangan. Langkah ini menjadi bagian dari upaya global Toyota dalam menekan emisi karbon sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil impor.
President Carbon Neutral Engineering Development Center Toyota, Keiji Kaita, mengatakan bahwa pihaknya tengah fokus pada penelitian dan pengembangan bioetanol yang bersumber dari tanaman nonpangan di Indonesia.
“Saat ini kami sedang mempelajari berbagai bahan baku potensial seperti sorgum, ampas tebu, hingga batang dan daun jagung yang biasanya dibuang petani,” ujar Kaita dalam kegiatan Toyota Global Workshop di Tokyo, Jepang, Jumat (31/10).
Ia menambahkan, Toyota telah bekerja sama dengan Pertamina untuk mempercepat proses riset dan implementasi biofuel tersebut. Kolaborasi ini sejalan dengan target pemerintah Indonesia yang akan mulai menerapkan penggunaan bahan bakar E10 — campuran bensin dengan 10 persen etanol — mulai tahun 2026.
Mendukung Target Kemandirian Energi Nasional
Sebelumnya, pemerintah telah menegaskan komitmen untuk memperluas pemakaian biofuel di seluruh Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengatakan bahwa kebijakan ini akan mendukung kemandirian energi nasional serta menekan ketergantungan terhadap impor BBM.
“Tahun depan direncanakan kita sudah mulai pakai bensin campur 10 persen etanol atau metanol. Indonesia harus bisa swasembada energi, agar tidak lagi bergantung pada impor,” kata Zulkifli Hasan di Jakarta, Rabu (15/10).
Langkah tersebut juga merupakan bagian dari kebijakan lintas sektor yang melibatkan Kementerian ESDM dan Kementerian Investasi, di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto, untuk mempercepat transisi energi bersih menuju emisi rendah karbon.






